Exxon Ramal Dunia Gagal Cegah Pemanasan Global di Bawah 2°C pada 2050

Happy Fajrian
29 Agustus 2023, 13:17
pemanasan global, migas, transisi energi
Dok. Chevron
Sektor migas masih berkonstribusi lebih dari 50% kebutuhan energi dunia sehingga mendorong peningkatan emisi karbon.

Raksasa migas dunia, Exxon Mobil, memprediksi dunia akan gagal mencapai target pemanasan global di bawah 2°Celsius pada 2050. Hal ini lantaran minyak dan gas masih berkontribusi lebih dari separuh, tepatnya 54%, terhadap pemenuhan energi global.

Menurut laporan outlook energi Exxon, emisi karbon global yang bersumber dari sektor energi diproyeksikan mencapai 25 miliar metrik ton pada 2050, 2 kali lipat emisi karbon yang diizinkan United Nations Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) sebesar 11 miliar metrik ton untuk menjaga kenaikan temperatur di bawah 2°Celsius.

“Transisi energi sedang berlangsung, tapi belum pada skala atau waktu yang dijadwalkan untuk mencapai ambisi net zero emission (NZE),” tulis laporan Exxon seperti dikutip Reuters, Selasa (29/8). Adapun Exxon saat ini berkontribusi menyuplai sekitar 3% dari permintaan minyak mentah global.

Badan Energi Internasional (IEA) telah menyatakan sejak 2021 bahwa sumber daya yang lebih besar harus diarahkan pada teknologi energi ramah lingkungan agar dunia berada pada jalur untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050.

“Hanya dua dari 55 teknologi yang diperlukan untuk mencapai net zero emission pada tahun 2050 yang sesuai rencana,” kata Exxon mengutip IEA. Emisi hanya akan turun sebesar 25% pada 2050 seiring dengan berkembangnya pilihan emisi yang lebih rendah, di bawah skenario yang diinginkan.

Secara keseluruhan, Exxon memproyeksikan emisi CO2 terkait energi akan mencapai puncaknya sebesar lebih dari 34 miliar metrik ton pada dekade ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi, dan kemudian turun menjadi 25 miliar metrik ton pada 2050.

Exxon menginvestasikan US$ 17 miliar selama rentang enam tahun hingga 2027 pada teknologi rendah emisi karbon seperti penangkapan dan penyerapan karbon serta hidrogen. Perusahaan mengatakan kedua teknologi ini, yang saat ini belum bersifat komersial, merupakan potensi besar bagi sektor-sektor yang sulit melakukan dekarbonisasi dalam skenario IPCC Lower 2°C.

Sebagian besar modal diarahkan untuk mengurangi emisi karbon dari operasinya dan pihak ketiga. Berbeda dengan perusahaan sejenis di Eropa, Exxon tidak menggunakan sumber energi terbarukan yang terkonsolidasi seperti tenaga angin dan surya.

Mereka memperkirakan tenaga angin dan matahari akan menyediakan 11% pasokan energi dunia pada tahun 2050, lima kali lipat kontribusi saat ini.

SAFE Forum 2023 akan menghadirkan lebih dari 40 pembicara yang akan mengisi 15 lebih sesi dengan berbagai macam topik. Mengangkat tema "Let's Take Action", #KatadataSAFE2023 menjadi platform untuk memfasilitasi tindakan kolaboratif dari berbagai pemangku kepentingan yang disatukan oleh misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih hijau. Informasi selengkapnya di sini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...